Pendidikan Tinggi, Jabatan Penting, Usia Tua, Ilmu Tinggi Hanya Sebatas Formalitas!! | Pentingnya Memahami Dan Memaknai Makna Hidup Yang Sesungguhnya

Pendidikan Tinggi, Jabatan Penting, Usia Tua, Ilmu Tinggi Hanya Sebatas Formalitas!! Pentingnya Memahami Dan Memaknai Makna Hidup Yang Sesungguhnya - artikel ini sangat penting untuk anda simak dalam memahami dan memaknai makna hidup yang sebenarnya. artikel ini saya tulis berdasarkan pengalaman diri saya pribadi sejak kecil sampai sekarang, pengalaman orang lain mulai dari pejabat tinggi, para akademisi, sampai rakyat jelata seperti tukang becak, penjaga malam, orang sengsara dan orang-orang kecil lainnya di sekeliling saya. dan juga pengamatan dari orang-orang di tempat saya bekerja mulai dari instansi sekolah seperti SD, SMP, SMA, SMK, Perusahaan, pedagang, dll. ini merupakan hal yang sangat penting untuk anda ketahui dimana orang yang notabene memiliki PENDIDIKAN yang tinggi (bergelar sarjana, S2, S3, bahkan profesor), JABATAN dan PEKERJAAN yang sangat bagus, USIA yang sudah dikatakan tua, bahkan memiliki ilmu agama yang bisa dikatakan DALAM, ternyata masih seperti anak ingusan.

jadi, dalam tulisan yang akan saya bahas yaitu mengenai keterkaitan konsepsi antara PENDIDIKAN TINGGI, JABATAN TINGGI, USIA TUA, ILMU TINGGI kok masih seperti anak kecil yang masih ingusan seolah-olah mengingkari dirinya sendiri tentang apa yang melekat dalam dirinya. nah, dalam 4 pokok tersebut saya akan bahas keterkaitannya dalam memahami makna hidup yang sebenarnya yang dimana dalam kehidupan sehari-hari ketika mereka yang berilmu, berpendidikan, usia dewasa, punya jabatan penting masih bersifat hanya sebatas basa-basi belaka dan cuma sekedar omong doang. saya akan ambil contoh beberapa rekan kerja saya, dari pengalaman saya di instansi yang pernah saya bekerja disana juga, misalnya seorang guru dengan usia yang sudah tua, mungkin juga bisa dikatakan sudah dewasa, pendidikannya calon doktor (alias s3), ahli agama juga TERNYATA banyak hal yang ketika dia berbicara itu hanya sebatas omong doang, padahal dia tahu ayat-ayat Allah, dia tahu agama, tetapi sekali lagi saya katakan ternyata HANYA SEBATAS FORMALITAS saja.

suatu contoh kecil: ketika orang berbicara atau berceramah tentang ikhlas pada khotbahnya atau mungkin pada saat dia mengajar di kelas, dia bilang "kita harus ikhlas, apapun yang kita kerjakan harus didorong atas dasar karena Allah SWT, mengharap ridho Allah SWT" tetapi apa kenyataan dan FAKTA nya adalah DIA TELAH MENGINGKARI PERKATAANNYA SENDIRI sekaligus MENGINGKARI AYAT-AYAT ALLAH yang sebenarnya dia tahu karena dia seorang ustadz, punya gelar tinggi juga s2bahkan s3! apa buktinya?? akan saya buktikan! karena saya tidak ingin tulisan saya berbau suka atau tidak suka, tetapi saya jabarkan berdasarkan fakta nyata hasil dari pengamatan.

INI FAKTA-nya!!

1. dia bilang kita harus IKHLAS.
FAKTA: dia hanya berceramah ketika ada jadwalnya saja. atau hanya berceramah ketika ada amplopnya.
menurutku fakta ini sangat FATAL!!  

2. dia bilang kita harus selalu BERFIKIR POSITIF.
FAKTA: suatu saat dia langsung nyerocos mengatakan "orang ini ga bertanggungjawab banget" padahal kan ini pekerjaannya sekretaris, kok yang mengerjakan orang lain sih!" dia ngomong tanpa melalui konfirmarsi terhadap orang yang bersangkutan dan tanpa tau asal muasal tentang hal itu.
menurutku fakta ini juga sangat FATAL!!

3. dia selalu mengutip ayat-ayat Allah dalam hal SEDEKAH.
FAKTA: sedekahnya kalo diminta, itupun kalo sertifikasinya cair.
WELEH, CAPE DECH!

ITULAH 3 HAL PENGINGKARAN DARI SEORANG yang notabene memiliki pendidikan yang tinggi, umur yang sudah tua, jabatan yang bisa dikatakan tinggi juga, dan dalam contoh diatas saya contohnya orang yang bahkan ahli agama sekalipun. mau fakta yang lain lagi?? simak terus artikel saya tentang makna hidup yang sebenarnya. saya sambung di artikel berikutnya. akan saya kupas tuntas masalah ini sambil berjalannya waktu. saya kira ini pelajaran berharga bagi yang membacanya. karena tidak semua orang punya pengalaman yang hebat seperti yang sudah saya jelaskan. untuk kali ini, saya akhiri dulu semoga artikel yang saya tulis bisa diambil manfaatnya. aamiin.

No comments:

Post a Comment

PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.