Kenikmatan Luar Biasa Di Bulan Puasa - (mohon maaf, foto tidak sesuai dengan tema dan judul, haha). sebuah judul ambigu yang bisa saya tulis terinspirasi dari pengalaman pribadi saya dulu sewaktu kuliah D3 di politeknik harapan bersama tegal. kenapa dikatakan ambigu, karena saya sendiri juga belum terlalu mengerti apa yang saya maksud. apakah ini sebuah perjuangan, sebuah penderitaan, ujian ataukah ini sebuah kenikmatan yang Allah beri pada saya.
cerita ini saya awali dari kebingungan saya ketika sudah dinyatakan lulus dari SMA mau bagaimana? apakah saya mau bekerja, bantu-bantu orang tua yang berjualan nasi goreng di jakarta, atau jadi pembantu orang lain dengan jadi karyawan di sebuah PT, toko orang lain dengan ijasah yang saya punya. karena jujur saja, tidak ada dalam benak saya untuk melanjutkan kuliah karena alasan ekonomi. ibarat kata, boro-boro mikirin nglanjutin kuliah, untuk makan saja susah.
SILATURRAHIM KE SEKOLAH
untuk mengisi kegalauan dan kegundahan hati serta kebingungan saya, sore hari saya mengendari sepeda dengan tujuan mampir main ke SMA. memang, bagi saya yang waktu sekolah aktif di organisasi seperti OSIS dan pramuka serta dekat dengan guru-guru sudah menjadi biasa main sampai malam bahkan sampai nginep di sekolah dengan penjaga sekolah dan guru-guru lain.
ketika sampai di sekolah, disana juga ada alumni lain. yang satu namanya kantiyo, satu angkatan dengan saya. dan yang satunya adalah angkatan pertama yaitu rifai. di sekolah saat itu masih ada pa daryo, pa budi, pa jabidi, dan pa rudiyanto (guru sekaligus partner bisnis undangan waktu masih sekolah). dalam benak saya, saya berfikir mungkin ini yang namanya rejeki. saat saya bertemu dengan beberapa guru tersebut kebetulan ada informasi tentang beasiswa gratis dari pemerintah yaitu dari jardiknas (jaringan pendidikan nasional), pak budi langsung menyampaikan syarat-syarat untuk mendaftar dan pak daryo meminjami saya motor untuk memfotocopy langsung karena paginya harus tes langsung. #bersambung
itulah sedikit kisah awal saya kenapa bisa kuliah yang akhirnya saya bisa bekerja, berdagang sebisanya di rumah dengan modal dari nol. jika dibayangkan sekarang, bahkan saya tidak pernah memimpikan jadi seorang sarjana. nanti tulisan ini akan saya sambung di hari berikutnya. sampai jumpa.
No comments:
Post a Comment
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.